POTENSI DAERAH KULON PROGO
Berikut ini saya ingin membagikan hasil dari tugas sewaktu mengikuti BEM KM UGM 2014 Delegasi Melodi Perubahan,dikarenakan blog ini kurang berisi maka dari itu saya upload saja file ini :). Selamat Menikmati.
Assalamu’alaikum
Wr Wb
Perkenalkan
nama saya Ervan Maulana Setiabudi,saya lahir di Kulon Progo 2 Maret 1996. Di
sini saya akan menjelaskan tentang potensi yang ada di daerah asal saya yaitu
Kulon Progo. Sebelumnya akan lebih baik jika saya menjelaskan terlebih dahulu sejarah
daerah asal saya ini. Kulon Progo merupakan bagian dari provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta yang terletak disebelah Barat kota Yogyakarta dan
ibukotanya adalah Wates. Kabupaten ini berbatasan dengan kabupaten Sleman dan
Bantul di sebelah Timur,Samudra Hindia disebelah Selatan,Purworejo disebelah
Barat dan Magelang disebelah Utara. Daerah yang saat ini termasuk dalam wilayah
Kabupaten Kulon Progo merupakan gabungan dari wilayah Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat
dengan wilayah Kadipaten Pakualaman,kedua wilayah tersebut digabung menjadi
sebuah kabupaten yang sekarang kita kenal dengan Kulonprogo. Kabupaten Kulon
Progo sendiri berdiri setelah peresmian dan pengesahan administrasi
penggabungan antara kedua wilayah pada tanggal 15 Oktober 1951. Pada sekitar
bulan Oktober sering diadakan acara Manunggal Fair guna memperingati hari jadi
kabupaten Kulon Progo yang dilakukan di alun-alun Wates,diacara tersebut banyak
sekali hiburan-hiburan yang tersedia dan semua hiburan tersebut disediakan
untuk para masyarakat Kulon Progo.
Apabila
berbicara tentang keadaan Kulon Progo sebelum penggabungan administrasi
iresmikan,Kulon Progo termasuk dalam wilayah Negaraagung. Pada saat masih
menjadi bagian dari Negaraagung Kulon Progo saat itu belum ada pejabat
pemerintahan yang menjalankan roda pemerintahan,namun roda pemerintahannya
masih dijalankan oleh pepatih dalem yang berkedudukan di Ngayogyakarta
Hadiningrat. Setelah Perang Diponegoro yang terjadi pada tahun 1825-1830
wilayah Kulon Progo yang masuk ke dalam wilayah Kasultanan terbentuk empat
kabupaten,empat kabupaten itu antara lain:
1. Kabupaten
Pengasih, tahun 1831
2. Kabupaten
Sentolo, tahun 1831
3. Kabupaten
Nanggulan, tahun 1851
4. Kabupaten
Kalibawang, tahun 1855
Masing-masing
kabupaten tersebut dipimpin oleh seorang tumenggung. Menurut buku Prodjo
Kejawen pada tahun 1912, Kabupaten Pengasih, Sentolo, Nanggulan dan Kalibawang
digabung menjadi satu dan diberi nama Kabupaten Kulon Progo, dengan ibukota di
Pengasih. Bupati pertama dijabat oleh Raden Tumenggung Poerbowinoto.
Dalam
perjalanannya, sejak 16 Februari 1927 Kabupaten Kulon Progo dibagi atas dua
kawedanan dengan delapan kapanewon, sedangkan ibukotanya dipindahkan ke
Sentolo. Dua kawedanan tersebut adalah Kawedanan Pengasih yang meliputi
Kapanewon Lendah, Sentolo, Pengasih dan Kokap/Sermo. Kawedanan Nanggulan
meliputi Kapanewon Watumurah/Girimulyo, Kalibawang dan Samigaluh.
Sejak
saat itu Kabupaten Kulon Progo telah dipimpin oleh berbagai orang,berikut
adalah beberapa orang yang pernah memimpin Kabupaten Kulon Progo hingga tahun
1951:
1. RT.
Poerbowinoto
2. KRT.
Notoprajarto
3. KRT.
Harjodiningrat
4. KRT.
Djojodiningrat
5. KRT.
Pringgodiningrat
6. KRT.
Setjodiningrat
7. KRT.
Poerwoningrat
Kemudian
sejak peresmian penggabungan kedua daerah tersebut Kabupaten Kulon Progo
kemudian memulai roda pemerintahan yang baru. Sejak peresmian administrasi
Kabupaten Kulon Progo telah dipimpin oleh beberapa Bupati,berikut adalah daftar
nama bupati yang pernah memimpin Kabupaten Kulon Progo:
Berikut
adalah daftar Bupati Kulon Progo sampai dengan tahun 1951 adalah sebagai
berikut:
1. KRT.Suryoningrat (1951-1959)
2. R.Prodjo Suparno (1959-1962)
3. KRT.Kertodiningrat (1963-1969)
4. R.Soetedjo (1969-1975)
5. R.Soeparno (1975-1980)
6. KRT.Wijoyo Hadiningrat (1981-1991)
7. Drs.H.Suratidjo (1991-2001)
8. H.Toyo Santoso Dipo - HM.Anwar Hamid
(2001-2006)
9. H.Toyo Santoso Dipo - Drs.H.Mulyono
(2006-2011)
10. dr.H.Hasto
Wardoyo,Sp.OG(K) - Drs.H.Sutedjo (2011-sekarang)
Dari
segi geografis sendiri Kulon Progo memiliki banyak kekayaan alam yang tersebar
diberbagai kecamatan yang ada di kabupaten ini. Selain memiliki berbagai
kekayaan alam,pribadi dari warga masyarakat Kulon Progo pun terbilang masih
sangat ramah,mungkin dikarenakan masih dalam satu ruang lingkup dari Wilayah
Yogyakarta yang terkenal akan keramahan para warga masyarakatnya. Di Kulon
Progo budaya menghormati orang yang lebih tua sangat kental dalam kehidupan
bermasyarakat. Hubungan sosial antar masyarakat pun terjalin sangat erat
sehingga terjalin sebuah ikatan persaudaraan yang sangat antara masyarakat satu
dengan masyarakat yang lain dengan saling menghormati dan menghargai segala
tindak perilaku. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para masyarakat Kulon
Progo pun tidak lepas dari budaya Jawa,hingga sangat melekat dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Kulon Progo.
Berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan budaya Jawa yang masih dilakukan ialah seperti
acara Genduri,Mitoni,7hari,40hari,1tahun,Nyewu dan masih banyak lagi kegiatan
yang dilakukan. Kemudian jika membicarakan tentang potensi kekayaan alam yang
ada di Kulon Progo terdapat banyak sekali potensi yang belum terekspose
potensinya. Dari sekian banyak potensi alam tersebut banyak yang dapat menjadi
potensi pemasukan defisit daerah dengan menjadikan kekayaan alam tersebut
sebagai objek wisata. Beberapa kekayaan alam mempunyai potensi untuk menjadi
objek wisata antara lain:
1. Waduk
Sermo
2. Gua
Kiskendo
3. Pantai
Glagah
4. Makam
Girigondo
5. Pantai
Congot
6. Pantai
Bugel
7. Pantai
Trisik
Dari
sekian banyak potensi alam tersebut baru dua yang sudah dimanfaatkan hingga
dapat menghasilkan devisa bagi daerah,yaitu pantai Glagah dan Waduk Sermo.
Namun potensi dari waduk sermo masih belum dikelola dengan baik oleh pemerintah
sehingga pendapatan yang didapat belum seperti yang diharapkan. Saya secara
pribadi berharap agar semua potensi alam tersebut dapat dikelola dengan baik
sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar. Selain itu di Kulon
Progo juga terdapat sebuah Kebun Binatang atau lebih tepatnya tempat
penyelamatan hewan yang bernama PPSJ (Pusat Penyelamatan Satwa Jogjakarta) yang
beralamat di Paingan, Sendangsari, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta. Sesuai
dengan namanya PPSJ merupakan tempat untuk menampung hewan-hewan asli
Yogyakarta,namun karena sikap pemerintah yang peduli membuat PPSJ menjadi
terbengkalai hingga tidak terdengar lagi gema dari PPSJ. Besar harapan saya
PPSJ dapat dikondisikan seperti tujuan awalnya yaitu untuk melestarikan satwa
khas daerah Yogyakarta. Sehingga selain dapat membantu penyelamatan hewan asli
dapat juga menjadi sebuah objek wisata yang dapat memberikan banyak manfaat
bagi orang-orang yang ada disekitar PPSJ.
Jika
berbicara tentang budaya yang ada di Kulon Progo tidak jauh dengan budaya yang
ada di Yogyakarta karena mungkin letak yang tidak jauh memberikan pengaruh juga
pada keadaan budaya yang ada. Di Kulon Progo terdapat pula budaya khas seperti
Batik Geblek Renteng,makanan khas seperti Geblek,Growol,Tempe Benguk dan Peyek
Undur-undur. Untuk melestarikan budaya
asli pemerintah Kulon Progo mewajibkan seluruh instansi yang ada di Kulon Progo
menggunakan batik geblek renteng dihari-hari tertentu sesuai dengan kesepakatan
tiap-tiap instansi tersebut. Selain itu di Kulon Progo juga terdapat Taian
tradisional yaitu Incling atau biasa disebut masyarakat sekitar dengan nama
Jathilan. Jathilan sendiri sering dipentaskan dalam berbagai acara seperti
pernikahan,khitanan dan acara-acara lainnya. Untuk jathilan sudah mulai banyak
masyarakat yang melestarikan budaya tersebut. Contoh kecil saja adik saya yang
masih berusia 12 tahun sangat tergila-gila dengan budaya tersebut. Orang tua
saya saja sudah sangat bingung dengan hobi adik saya tersebut,apalagi jika adik
saya sudah diajak main oleh teman-temannya sudah lupa waktu.
Meskipun
begitu saya juga senang karena sudah banyak generasi muda yang sudah mulai
melestarikan budaya tersebut,sehingga dengan melakukan berbagai pertunjukan masyarakat
yang melestarikan Jathilan mendapatkan penghasilan tambahan dari melakukan
pertunjukan/event tersebut. Kedepanya saya berharap pemerintah daerah Kulon
Progo membangun sebuah sanggar seni atau jika tidak mengaktifkan kebali
kegiatan yang berada di Gedung Kesenian. Karena sesuai dengan namanya gedung
tersebut sering mengadakan kegiatan kesenian tidak hanya untuk penyewaan tempat
untuk satu acara saja. Pemerintah ada baiknya juga sering membuat pagelaran
kebudayaan daerah di Gedung Kesenian,selain untuk melestarikan budaya asli
dengan melakukan hal tersebut juga dapat menarik minat para wisatawan baik
domestik maupun internasional untuk menyaksikan berbagai budaya yang ada di
Kulon Progo. Sehingga dengan demikian pemasukan pendapatan pemerintah dapat bertambah
dari segi pariwisata. Selain itu dengan berkembangnya segi pariwisata,dengan
begitu permasalahan tentang pengangguran dapat teratasi karena akan semakin
terbuka lebar pula bidang pekerjaan yang berkaitan dengan pariwisata. Apabila
dilihat lebih jauh Kulon Progo mempunyai potensi yang sangat besar untuk
menjadi pusat ekonomi yang ada di Yogyakarta dengan berbagai potensi yang ada.
Mungkin untuk dapat mewujudkan Kulon Progo yang besar dalam arti
ekonomi,budaya,pendidikan,kesejahteraan dan hal-hal yang menunjang daerah yang
makmur perlu sebuah gerakan perbahan dari putra daerah yang amat mencintai
daerah tersebut. Semoga kedepannya saya dapat menjadikan Kulon Progo menjadi
apa yang diharapkan dan adicita-citakan oleh seluruh warga masyarakat yang ada di
Kulon Progo.
Sekian
tulisan dari saya,apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan terdapat
hal-hal yang menyinggung saudara pembaca,saya sebagai penulis mohon maaf seikhlasnya dari para
pembaca sekalian.
Wassalamualaikum
Wr Wb
0 komentar: